HORMATILAH
MESKIPUN PEMBANTU
Bu Nely: "Bik Ija...kesini cepat!!”
Bik Ija: “Iya, ada apa bu?”
Bu Nely: “Kamu ambilkan sepatuku, kamu setrika
bajuku dan buatkan minum buat bapak. Cepat!!”
Bik Ija: “Baik bu” (Bik Ija pergi dengan bingung
karena kebanyakan yang disuruh) Sehingga dia kena marah
Bu Nely: “Bik Ijah kamu itu kerja / tidur ? Kok lama
amat sih!!”
Bik Ija: “Ini sepatunya, ini bajunya”
Bu Nely: “Mana minuman buat bapak?!” (sambil membentak)
Bik Ija: “Ini minumannya bu..”(karena ketakutan dan
bingung akhirnya minuman yang dibawa Bik Ija tumpah mengenai baju yang sudah
disetrika)
Bu Nely: “Kamu kerja gak becus, jadi basah bajuku.
Dasar pembantu desa!!”
Bik Ija: “Maafkan saya bu, saya tidak sengaja”
(menangis, gemetar dan ketakutan)
Bu Nely: “Enak aja minta maaf, aku bisa terlambat ke
pesta gara – gara kamu”
Pak Arif: “Sudah Bik Ija... istirahat dulu
kebelakang”
Bik Ija: “Baik pak” (Bik Ija pergi kebelakang sambil
menangis)
Bu Nely: “Kamu itu Pa..., belain Bik Ija bisa – bisa
besar kepala nanti !”
Pak Arif: “Aku gak belain Bik Ija Ma,,, coba mama
pikir, Bik Ija punya 2 tangan dan 2 kaki jadi merasa bingung dan tidak bisa
cepat. Yang satu belum selesai sudah disuruh yang lain”
Bu Nely: “Pa kalau cari pembantu yang pendidikan dan
rajin!!”
Pak Arif: “Astaqfirullahaladzim, Istiqfar.. ma!”
Bik Ija: (Bik Ija berpamitan berhenti bekerja karena
tidak tahan setiap hari selalu kena marah) “Bapak dan ibu sebelumnya saya minta
maaf dan terima kasih, selama ini saya sudah diterima kerja disini. Sekarang
saya pulang ke desa saja.
Bu Nely: “ Ya sudah kamu kalau berhenti kerja !”
Pak Arif: “Bik Ija.. kalau mau pulang tidak apa – apa. Ini gajiannya Bik Ija
selama bekerja disini. Maafkan keluarga kami.”
Bik Ija: “Iya pak.., bu... terima kasih”
Keesokan harinya karena tidak ada Bik Ija, Bu Nely
bekerja sendiri mengurus pekerjaan rumah.
Bu Nely: “Pa.. mulai sekarang buat minuman sendiri!,
badannku sakit semua, seharian kerja sendiri tidak ada yang bantuin.”
Pak Arif: “Mama baru sadar ya...?? Sekarang tidak
ada Bik Ija..”
Bu Nely: “Iya pa aku menyesal dan merasa bersalah
kepada Bik Ija. Ternyata jadi pembantu itu berat kerjanya.”
Pak Arif: “Iya sudah ma, sekarang istirahat dulu.
Besok ke rumahnya Bik Ija. Tapi mama mulai sekarang harus bisa merubah sikap
mama.”
Bu Nely: “Iya pa... mama janji”
Keesokan harinya mereka berdua pergi ke rumah Bik
Ija untuk meminta maaf dan menyuruh Bik Ija bekerja kembali ke rumahnya.
Dengan demikian maka dari drama itu bisa diambil
hikmahnya, bahwa kita tidak boleh menyepelekan atau menghina kepada orang lain
terutama kepada pembantu. Karena kita tidak bisa hidup sendiri pasti
membutuhkan bantuan orang lain. Apaapun profesi / status sosial orang itu kita
harus saling menghormatinya.
Semoga bermanfaat buat anda,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda beri komentar :)
Dilarang berkomentar yang tidak sopan
Terima kasih anda telah mengunjungi blog kami